Sabtu, 03 Juni 2017

apakah kamu keturunan yugoslavia part 85 episode teroris di poso 2

 smary: jangan pernah meremehkan lawan meskipun sekecil apapun
hengki: oy gerah mandi yuk
noval: ayok
lalu mereka mandi di sungai
smary: uh segernya
TIT TIT
budi jebut: oy smar
smary: cih makek acara nongol segala kenapa bud
budi jebut: gak papa
smary: njir!
kopassus 2: itu apa
smary: rahasia lagian kita ini gak dari 1 batallion
kopassus 2: yah meskipun tapi tolong sih ceritain
smary: heh saya jadi tentara bayaran turkmenistan
kopassus 2: apa kamu ilang kewarganegaraan
smary: tentara bayaran bukan tentara resmi
kopassus 2: oh wah kamu ini berpengalaman
sersan TNI: haha berpengalaman darimana orang jelas jelas dia prajurit 2 gitu mau berpengalaman
hengki: hus kehebatan seseorang itu bukan diukur dari pangkat gitu ajakok gak tau
noval: betul itu
sutiyoso: ngomongin apa sih
CTAR
kopassus: eeeeeeeeeeeek
smary: SNIPER!!!!!!!!!!!!
CTAR CTAR CTAR
kopassus 2: itu dia kejar
smary: jangan itu perangkap musuh
lalu kopassus dan pasukan TNI mengejar sniper itu namun mereka semua tak pernah keliatan lagi setelah masuk ke tempat itu
smary: sial kita cuman diem disini aja
hengki: panggil bala bantuan
noval: ah jangan ada kesempatan sang sniper itu masih bersiaga lebih baik kita siap siaga agar gak jatuh lebih banyak korban
sutiyoso: ah iya betul juga
CTAR CTAR
smary: merunduk {sambil melemparkan batu}
CTAR
smary: sial snipernya profesional
noval: kita main kucing kucingan
hengki: ah iya smary kamu jadi kucingnya
smary: enak aja hompi pimpa lah
sutiyoso: eh bukan waktunya main dasar udah gede otak kecil
smary: ah bodo hompi pimpa alaikum gambreng
lalu hengki yang menjadi kucing
noval: letnan ak 47
sutiyoso: nih

noval: orang ak 47 malah SS2 aih gimana ini
sutiyoso: eh ini bukan russia atau turkmenistan ngerti
noval: siap pak siap
hengki: ok 1..........2...............3
SET
hengki: sial dia tau strategi kita
smary: kamu baru mau keluar malah nyumput lagi
hengki: enak aja saya masih mau idup nyampek besok
smary: kalok mati ya takdir aneh kamu ini sesuai dengan firman allah SWT dalam surah al imran ayat 102
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam
hengki: ya sudah kalok itu memang takdir saya!!!!!!!!!!!!
CTAR
smary: sekarang
noval: hyaaahh {dor dor set} ah amcet
smary: tuh kan makanya makek ak 47 aja
sutiyoso: ah sial kita cek dulu
lalu mereka mengecek mayat sniper tersebut
smary: jadi naman pimpinan mereka santoso dan...
CTAR
sniper 2: hehehe
smary: sial berlindung
hengki: kampret kenapa selalu aja hal hal sialan kayak gini terjadi
noval: takdir heng takdir
sutiyoso: iya
sniper 2: dasar orang orang bodoh kalok kamu memang hebat ayo
smary: hyaaaaaaaaaah {dor dor dor}
sniper 2: mustahil............. saya gak bisa baca kalimat tauhid
smary: kamu banyak dosa sih bunuh bunuhin orang sembarangan
sniper 2: terkutuk ISIS dan radikalism....e eeeeeeeeeeeeek
hengki: yah dia mati suul khotimah
smary: tuh kamu tau
sutiyoso: emang kenapa kalok mati gak baca la illaha ilallah
smary: nih baca nih artikel
Ada yang merasa sedih pada saat orang yang dicintai meninggal tanpa mengucapkan kalimat la ilaha illallah. Dia tidak sempat mentalqinkannya lantaran tidak mengira bahwa apa yang dilihatnya merupakan pertanda dekatnya dengan kematian. Muncul was-was dan kesedihan, jangan-jangan itu tanda suul khatimah, padahal dalam pandangannya, si mayit itu dulunya atau setidaknya di waktu-waktu terakhir hidupnya begitu perhatian terhadap ibadahnya.
Hal senada, mungkin banyak pula yang bertanya-tanya, apakah kematian yang husnul khatimah itu selalu dan harus ditandai dengan ucapan la ilaha illallah? Dan apakah jika seseorang tidak mengucapkan kalimat tersebut di akhir hayatnya berarti masuk dalam kategori suul khatimah?
Ucapan La ilaha Illallah di Akhir Hayat
Telah masyhur dan maklum di kalangan kaum muslimin, bahwa di antara tanda kematian husnul khatimah adalah ketika kalimat terakhir yang diucapkan adalah “la ilaha illallah.” Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّة
“Barangsiapa yang akhir ucapannya lailahaillallah maka ia masuk jannah.” (HR Abu Dawud)
Karena itu pula Nabi shallallahu alaihi wasallam menghasung kita untuk mentalqin orang yang tampak tanda-tanda kematiannya untuk mengucapkan kalimat la ilaha illallah, agar seseorang itu menjadikan kalimat tersebut sebagai ucapan terakhirnya.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
“Talqinlah (dikte dan tuntunlah) orang yang hendak mati di antara kalian dengan kalimat “la ilaha illallah”.
Tapi, apakah berarti orang yang tidak mengakhiri hidupnya dengan la ilaha illallah berarti suul khatimah?
Yang perlu diketahui bahwa tanda-tanda husnul khatimah itu banyak dan bukan berarti harus tampak seluruh tanda-tanda tersebut pada satu orang yang wafat dengan husnul khatimah. Bisa jadi hanya tampak satu atau dua tanda, dan tidak tampak tanda-tanda yang lain.
Seperti orang yang diwafatkan oleh Allah di hari Jumat. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at kecuali Allah selamatkan dari fitnah kubur.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)
Tentu saja dalil ini tidak menunjukkan bahwa semua orang yang mati di selain hari Jumat atau malamnya lantas tidak selamat dari fitnah kubur. Bukan berarti pula mereka semua suul khatimah. Bahkan Nabi shallallahu alaihi wasallam menurut sebagian riwayat wafat pada hari Senin. Dan tidak semua sahabat yang dijanjikan masuk jannah wafat di hari jumat atau malamnya.
Dalil tentang keutamaan mati di Hari Jumat inipun tidak berlaku mutlak, akan tetapi muqayyad (terikat) dengan qarinah atau dalil-dalil lain. Artinya, tidak semua orang yang mati di hari Jumat lantas dipastikan masuk jannah. Orang kafir, meskipun mati di malam Jumat maka dia suul khatimah dan masuk neraka, begitupula orang yang bunuh diri di hari Jumat.
Bukan Syarat Husnul Khatimah
Kembali tentang orang yang di akhir hayatnya tidak mengucapkan kalimat la ilaha illallah, maka tidak bisa divonis bahwa dia mati dalam keadaan suul khatimah. Karena bisa jadi ada tanda-tanda lain yang tampak, atau bahkan Allah tidak menampakkan tanda-tanda itu di hadapan manusia.
Yang menjadi syarat adalah mati dalam keadaan konsekuen dengan kalimat la ilaha illallah yang pernah diikrarkannya, tidak dalam keadaan musyrik dan dia mati dalam keadaan muslim.
Jikalau ucapan ucapan la ilaha illallahu itu menjadi syarat sah untuk meraih husnul khatimah, maka akan ada beberapa kontradiksi baik antara satu dalil dengan dalil yang lain, ataupun juga dengan realita.
Seperti Nabi shallallahu alaihi wasallam menyebutkan bahwa
“Matinya seorang mukmin adalah dengan berkeringat dahinya.” (HR. Ahmad, An-Nasai, at-Tirmidzi)
Lantas bagaimana dengan orang yang syahid di dalam air, belum tentu keringatnya keluar saat di syahid.
Juga disebutkan dalam riwayat bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Orang yang mati syahid itu ada lima: mati karena tha’un, mati karena sakit perut, mati karena tenggelam, mati karena keruntuhan bangunan dan mati perang di jalan Allah.” (HR Bukhari, Muslim)
Dalam kondisi tenggelam secara tiba-tiba, terkena reruntuhan benda keras atau tajam, bisa jadi tidak ada kesempatan bagi mereka untuk mengucapkan kalimat laa ilaha illallah.
Tentang para sahabat yang dijamin masuk jannah, tidak pula disebutkan riwayat bahwa masing-masing dari mereka semua wafat dalam keadaan mengucapkan kalimat la ilaha illallah. Tapi yang pasti, mereka mati tidak dalam keadaan sedang bermaksiat dan dalam kondisi taat terhadap syariat Allah di akhir hayatnya, sebagaimana mereka juga taat di hari-hari sebelumnya.
Bahkan, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan,
كَانَ آخِرُ كَلاَمِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الصَّلاَةَ الصَّلاَةَ اتَّقُوا اللَّهَ فِيمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ».
Ucapan terakhir Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah “(jagalah) shalat…! Jagalah shalat…! Dan bertakwalah kepada Allah berkaitan dengan budak yang kalian miliki.” (HR Abu Dawud)
Intinya, bahwa mengucapkan kalimat la ilaha illallah di akhir hayat adalah satu di antara sekian banyak tanda husnul khatimah, tapi tidak secara otomatis bahwa orang yang tidak mengucapkannya di akhira hayat lantas dipastikan suul khatimah.
Adapun tentang tanda-tanda yang disebutkan Nabi shallallahu alaihi wasallam hendaknya diyakini secara umum dan global. Adapun untuk menerapkan kepada masing-masing personal, meskipun tampak sebagian tanda itu pada seseoranag, maka hendaknya kita tidak menetapkan kecuali yang telah disebutkan secara personal oleh Allah dan rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam. Seperti sepuluh orang yang dijamin jannah, Bilal bin Rabah, Abdullah bin Salam dan sahabat lain yang telah disebutkan oleh dalil. Adapun yang tidak disebutkan, kita tidak berhak memastikan, karena kita tidak tahu apakah ada mawani’ (penghalang) untuk mendapatkan husnul khatimah ataukah tidak. Baik penghalang yang bersifat dhahir, apalagi bathin. Wallahu a’lam bishawab. (Abu Umar Abdillah)
sutiyoso: malah ceramah copas lagi isinya
smary: ya gak papalah isi blog saya 90% copas tapi bermanfaat gak kayak dia isinya bokep semua
hengki: bukan bokep tapi cerita seks
CETUP
sutiyoso: sama aja eh dengerin kalok buat cerita seks itu itu tandanya kamu itu gak punya rasa nasionalisme paham
smary: ehem yang nguburin mayat ini siapa
sutiyoso: bairin aja dimakan harimau
hengki: mana ada harimau di sulawesi
noval: he eh gak pernah belajar biologi ya kayak gini
sutyiyoso: iya ya ya udah kita sholatin mandiin kafanin kuburin 2 orang ini
kemudian
3 juni 2016
smary: sebentar lagi puasa
hengki: kita harus mengalahkan si santoso
noval: ah betul itu
sutiyoso: jangan naive masak iya kita bisa nyelesain misi ini gak nyampek seminggu
smary: heis pertempuran ini jauh lebih kecil daripada di turkmenistan sana
sutiyoso: ya tau yang veteran
hengki: menurut buku harinnya si sniper nomor 2 markasnya santoso ada di utara tempat 2 pohon pisang silang
noval: eh?
hengki: hati hati disana ada sekitar 100 orang sih mereka terbiasa menggunakan taktik perang gerilya
smary: terus apa informasi yang berguna
hengki: gak ada cuman puisi puisi lebay sama jadul
smary: astagfirullah hal azim
kemudian
smary: ini dia
teroris: ?????
teroris 2: hmmmh daging anoa ini enak banget
sutiyoso: anoa itu apa ya
noval: ini
sutiyoso: oh eh tapi ini mah kebo
noval: ya iya kebo sulawesi
sutiyoso: oh begitu
santoso: loh kamu siapa?
smary: we are your cause of death bitches
DOR DOR DOR DOR DOR DOR DOR DOR
santoso: arghhhhh di tempat seperti ini eeeeeeeeeeeeeeeek
teroris: hah siapa itu
smary: mayor target sudah dikonfirmasi tewas
mayor: bagus bawa mayat itu untuk diotopsi lebih lanjut sekarang teroris itu bukan ancaman lagi
smary: baik pak
setelah itu
4 juni 2016
smary: sebentar lagi puasa
tokarev: hoy smary {memakai bahasa russia}
smary: kamu lagi ngapain kamu kesini
tokarev: liburan musim panas
smary: eh emang kamu gak sekolah tah
tokarev: tenang aja saya nyewa orang yang mirip saya
smary: heleh kesempatannya itu astronomis tau bisa ketemu kayak gitu
tokarev:heh tokarev gitu loh
smary: bisa aja
surtono: ah kamu lagi
tokarev: ??????
maryanti: ini temen kamu smar
smary: haha iya kenalin dia ini namanya tokarev dia gak bisa bahasa indonesia sama bahasa inggris cuman bisa sedikit sedikit jadi
tokarev: noob
apakah yang akan terjadi selanjutnya tunggu aja kelanjutannya di apakah kamu keturunan yugoslavia kapan kapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar