Selama berpuluh-puluh tahun, para peneliti mencoba mencari
tahu planet apa lagi yang bisa dihuni selain Bumi. Kali ini, mereka
mencoba mencari kemungkinan itu di Venus.
Seperti yang dilansir oleh The Verge (2/5), telah diketahui bahwa salah satu aspek utama pendukung kehidupan adalah ketersediaan air. Oleh karenanya, planet yang bisa dihuni harus ditemukan dulu sumber airnya.
Hal ini diungkapkan dalam sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Sara Seager. Dirinya menyatakan bahwa air memang kebutuhan utama dalam membentuk kehidupan.
"Logikanya, air dibutuhkan untuk seluruh kehidupan dan kita telah mengetahuinya. Jika sebuah exoplanet memiliki lapisan air, maka planet itu bisa ditinggali. Planet bisa berbeda dengan Bumi dalam hal menjaga ketersediaan air, namun suhu airnya haruslah sama dengan Bumi," kata Sara Seager, professor dari planetary sciences and physics, MIT.
Dengan menggunakan hipotesis baru Seager ini, maka bisa ditemukan 2.700 kandidat planet baru lagi untuk ditinggali. Hal ini pun menambah daftar 60-70 planet yang sebelumnya sudah diketahui bisa dihuni makhluk hidup.
Meski begitu, patut diketahui pula jarak antara planet terebut dengan orbitnya. Jika terlalu jauh atau dekat dengan matahari, maka kemampuan menyimpan airnya pun akan berbeda.
Seperti Venus contohnya, diketahui bahwa planet ini sudah sejak lama kering karena jaraknya yang terlalu dekat dengan matahari. Namun, dengan menggunakan hipotesis Seager, bukannya tak mungkin kita hidup di sana.
"Air di bumi merupakan efek rumah kaca yang parah. Oleh karenanya, planet dengan uap air yang sedikit tak akan menjadi panas jika terlalu dekat dengan bintang," kata Seager.
Sayangnya, beberapa peneliti masih menyangsikan hipotesis tersebut. "Bagaimanapun, saya meragukan sebuah planet yang kering mampu menjaga kehidupan karena tak adanya air," kata David Catling, professor dari planetary sciences and astrobiology, University of Washington.
Hingga kini, menemukan 'rumah' kedua bagi makhluk hidup ini pun masih belum menemukan titik terang. Berbagai perdebatan dan teori baru terus bermunculan sehingga belum ditemukan sebuah hipotesis yang benar-benar final
namun hal ini menjadi kendala ketika venus yang memiliki tekanan setara dengan kedalaman air 1000 meter yang bahkan sanggup menghancurkan tulang manusia dengan mudah ok berikut ini cara agar venus bisa ditinggali manusia {ah itu kan terserah anda mana yang lebih masuk akal}
planet venus
Venus adalah planet terdekat kedua dari Matahari setelah Merkurius. Planet ini mengorbit Matahari selama 224,7 hari Bumi.[11] Venus tidak memiliki satelit alami dan dinamai dari dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi. Setelah Bulan, planet ini merupakan objek alami tercerah di langit malam, dengan magnitudo tampak Sebesar −4,6 yang cukup cerah untuk menghasilkan bayangan.Venus merupakan planet inferior dengan sudut elongasi yang mencapai 47,8°. Kecerahan maksimal planet ini dapat dilihat segera sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam, sehingga disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja.
Venus adalah planet kebumian dan kadang-kadang disebut “planet saudara” Bumi karena ukuran, gravitasi, dan komposisi yang mirip (Venus merupakan planet terdekat dari Bumi dan planet yang ukurannya paling mendekati Bumi). Namun, dalam hal lain planet ini sangat berbeda dari Bumi. Planet ini memiliki atmosfer terpadat di antara empat planet kebumian yang terdiri dari 96% karbon dioksida. Tekanan atmosfer permukaan Venus 92 kali lebih besar daripada Bumi. Dengan rata-rata suhu permukaan sebesar 735 K (462 °C; 863 °F), Venus merupakan planet terpanas di Tata Surya. Planet ini tidak memiliki siklus karbon yang memerangkap karbon dalam batuan dan kenampakan permukaan, dan juga tidak memiliki kehidupan organik yang dapat menyerap karbon dalam bentuk biomassa. Venus diselimuti oleh lapisan buram yang terdiri dari awan asam sulfat yang sangat reflektif, sehingga permukaannya tidak dapat dilihat dari luar angkasa. Venus mungkin pernah memiliki samudra, namun samudra tersebut menguap karena peningkatan suhu yang disebabkan oleh efek rumah kaca berketerusan. Sebagian besar air mungkin telah terfotodisosiasi, dan angin matahari telah membuat hidrogen bebas mengalami pelepasan ke luar angkasa sebagai akibat dari ketiadaan medan magnet internal di Venus. Permukaan Venus sendiri bergurun, kering, dan diselingi oleh batuan yang diperbarui secara periodik oleh aktivitas vulkanik.
Venus dalah salah satu dari empat planet kebumian di Tata Surya, yang berarti bahwa Venus merupakan planet yang berbatu layaknya Bumi. Ukuran dan massanya mirip dengan Bumi, sehingga planet ini sering dijuluki sebagai “saudara” atau “kembaran” Bumi. Diameter Venus tercatat sebesar 12.092 km (hanya lebih kecil 650 km daripada Bumi) dan massanya kurang lebih 81,5% dari massa Bumi. Akan tetapi, keadaan di permukaan Venus sangat berbeda dengan Bumi, dan hal ini disebabkan oleh atmosfer tebal Venus yang terdiri dari 96,5% karbon dioksida dan 3,5% nitrogen.
geografi planet venus
Terdapat banyak spekulasi mengenai permukaan Venus sebelum terkuak oleh wahana-wahana angkasa pada abad ke-20. Planet tersebut dipetakan secara detail oleh Proyek Magellan pada tahun 1990-91. Di permukaan terdapat bukti terjadinya aktivitas vulkanik, dan sulfur di atmosfer menunjukkan bahwa telah terjadi letusan gunung berapi.[19][20]
Sekitar 80% permukaan Venus terdiri dari daratan vulkanik, dengan 70% merupakan daratan dengan bubungan berkerut dan 10% merupakan daratan yang halus dan berlekuk.[21] Dua puluh persen sisanya merupakan dua “benua” dataran tinggi; salah satu benua terletak di belahan utara Venus, sementara yang lain berada di sebelah selatan garis khatulistiwa. Benua utara disebut Ishtar Terra, yang dinamai dari Ishtar, dewi cinta di Babilonia, dan ukurannya kurang lebih sebesar Australia. Gunung tertinggi di Venus (yaitu Maxwell Montes) terletak di Ishtar Terra. Tingginya kurang lebih 11 km di atas rata-rata ketinggian permukaan Venus. Sementara itu, benua selatan dijuluki Aphrodite Terra, yang dinamai dari dewi cinta dalam mitologi Yunani, dan benua ini lebih besar dengan ukuran yang kurang lebih sebanding dengan Amerika Selatan. Benua ini dipenuhi oleh rangkaian rekahan dan patahan.[22]
Ketiadaan aliran lava di kaldera masih menjadi teka-teki. Planet ini tidak memiliki banyak kawah tubrukan, sehingga menunjukkan bahwa permukaannya masih relatif muda, kurang lebih berusia 300–600 juta tahun.[23][24] Selain kawah tubrukan, pegunungan, dan lembah, Venus juga memiliki kenampakan permukaan yang unik. Salah satunya adalah kenampakan vulkanik yang puncaknya rata, yang disebut "farra". Bentuknya mirip dengan kue panekuk dan lebarnya bervariasi antara 20–50 km, sementara tingginya biasanya berada dalam kisaran 100–1.000 m. Terdapat pula rangkaian rekahan radial yang berbentuk seperti bintang yang disebut "novae", rekahan radial konsentrik yang mirip sarang laba-laba yang disebut "arachnoid", dan cincin rekahan yang kadang-kadang dikelilingi oleh depresi yang disebut "coronae". Kenampakan-kenampakan tersebut terbentuk secara vulkanik.[25]
Sebagian besar kenampakan permukaan di Venus dinamai dari perempuan dalam mitologi dan sejarah,[26] kecuali Maxwell Montes yang dinamai dari James Clerk Maxwell dan wilayah dataran tinggi Alpha Regio, Beta Regio, dan Ovda Regio yang dinamai sebelum sistem yang ada saat ini diterapkan oleh International Astronomical Union.
Garis bujur kenampakan permukaan di Venus dinyatakan relatif terhadap meridian utama. Meridian utama awalnya melewati titik cerah di tengah kenampakan Eve yang terletak di sebelah selatan Alpha Regio.Setelah misi Venera selesai, meridian utama ditentukan melewati puncak di tengah kawah Ariadne
strategi kolonisasi
Akibat keadaannya yang sangat ekstrem, koloni di permukaan Venus belum bisa dibangun dengan menggunakan teknologi yang ada saat ini. Namun, tekanan atmosfer dan suhu di ketinggian sekitar lima puluh kilometer di atas permukaan mirip dengan yang ada di permukaan Bumi, dan udara Bumi (nitrogen dan oksigen) akan menjadi gas pengangkat di atmosfer Venus yang sebagian besar terdiri dari karbon dioksida. Maka terdapat usulan “kota terapung” di atmosfer Venus. Aerostat (balon yang lebih ringan daripada udara) dapat digunakan untuk penjelajahan dan akhirnya untuk permukiman permanen.[139] Beberapa tantangan teknis adalah keberadaan kandungan asam sulfat yang berbahaya.[
langkah pertama strategi 1 bangun kota di atas awan
seperti yang sudah dibahas di atas cara pertama untuk bisa hidup di planet venus adalah dengan membangun kota di atas awan dengan teknologi canggih ok namun kayak mana caranya untuk menghilangkan asam sulfat di atmosfer venus tinggal uraikan saja senyawa H2SO4 ya kan? jadi awan yang memerangkap CO2 di venus dapat dirubah menjadi O2 dengan bantuan fitoplankton atau tanaman tentu saja kita harus membuat kubah supaya tanaman atau fitoplanktonnya terlindung dari suhu 500 derajat celcius
langkah kedua apa itu terraforming?
Terraform (berarti "membentuk Bumi") planet, bulan, atau struktur lainnya, adalah proses bersifat hipotesis yang mengubah atmosfer, temperatur, topografi permukaan atau ekologi menjadi mirip dengan Bumi sehingga dapat dihuni oleh manusia.
Istilah ini kadang-kadang lebih digunakan sebagai sinonim ilmu rekayasa planet. Konsep terraform dikembangkan dari baik sains fiksi maupun sains aktual. Istilah ini ditemukan oleh Jack Williamson dalam kisah sains fiksi tahun 1942, Astounding Science Fiction, tetapi konsep aktual terraform mendahului kisah ini.
Berdasarkan pengalaman di Bumi, lingkungan suatu planet dapat diubah: namun kemungkinan membuat biosfer planet yang mirip Bumi di planet lainnya harus diverivikasi. Mars banyak dijadikan sebagai kandidat terraformasi. Banyak penelitian telah dilakukan berkenaan dengan kemungkinan menghangatkan planet dan mengubah atmosfernya, dan NASA bahkan telah menjadi tuan rumah debat subyek tersebut. Beberapa metode potensial untuk mengubah iklim Mars dapat jatuh karena kemampuan teknologi manusia. Sumber ekonomi juga dibutuhkan untuk melakukan terraform dan membutuhkan dana dari pemerintah ataupun NASA. Jangka waktu dan praktik terraform masih diperdebatkan. Pertanyaan lain yang belum terjawab berhubungan dengan etika, logistik, ekonomi, politik dan metodologi mengubah lingkungan dunia ekstraterestial.
Planet yang prospektif untuk diterraform adalah Mars, Venus {yang kita bahas sekarang} dan Merkurius, Bulan Europa, dan asteroid Ceres.
langkah ketiga menghilangkan ketebalan atmosfer yang mencapai 10MPA
ketebalan atmosfer berpengaruh pada tekanan udara kalau mau tahu tekanan udara di dasar planet venus adalah setara dengan tekanan laut 1000 meter jadi bayangkan meskipun kita makek baju astronot kita langsung penyet {is dead} jadi kita butuh baju perpaduan antara baju luar angkasa besi kapal selam dan besi tahan panas yang nyaman 10MPA bayangkan saja {kalau percaya} ini adalah pekerjaan yang lama besar dan butuh teknologi tinggi {apalagi terraforming merkurius} terraforming mungkin keliatannya fiksi ya jelas karena ini cuman hipotesis namun bisa saja di masa depan venus ke terraforming
alasan alasan kenapa kita tidak bisa hidup di venus
Seperti yang dilansir oleh The Verge (2/5), telah diketahui bahwa salah satu aspek utama pendukung kehidupan adalah ketersediaan air. Oleh karenanya, planet yang bisa dihuni harus ditemukan dulu sumber airnya.
Hal ini diungkapkan dalam sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Sara Seager. Dirinya menyatakan bahwa air memang kebutuhan utama dalam membentuk kehidupan.
"Logikanya, air dibutuhkan untuk seluruh kehidupan dan kita telah mengetahuinya. Jika sebuah exoplanet memiliki lapisan air, maka planet itu bisa ditinggali. Planet bisa berbeda dengan Bumi dalam hal menjaga ketersediaan air, namun suhu airnya haruslah sama dengan Bumi," kata Sara Seager, professor dari planetary sciences and physics, MIT.
Dengan menggunakan hipotesis baru Seager ini, maka bisa ditemukan 2.700 kandidat planet baru lagi untuk ditinggali. Hal ini pun menambah daftar 60-70 planet yang sebelumnya sudah diketahui bisa dihuni makhluk hidup.
Meski begitu, patut diketahui pula jarak antara planet terebut dengan orbitnya. Jika terlalu jauh atau dekat dengan matahari, maka kemampuan menyimpan airnya pun akan berbeda.
Seperti Venus contohnya, diketahui bahwa planet ini sudah sejak lama kering karena jaraknya yang terlalu dekat dengan matahari. Namun, dengan menggunakan hipotesis Seager, bukannya tak mungkin kita hidup di sana.
"Air di bumi merupakan efek rumah kaca yang parah. Oleh karenanya, planet dengan uap air yang sedikit tak akan menjadi panas jika terlalu dekat dengan bintang," kata Seager.
Sayangnya, beberapa peneliti masih menyangsikan hipotesis tersebut. "Bagaimanapun, saya meragukan sebuah planet yang kering mampu menjaga kehidupan karena tak adanya air," kata David Catling, professor dari planetary sciences and astrobiology, University of Washington.
Hingga kini, menemukan 'rumah' kedua bagi makhluk hidup ini pun masih belum menemukan titik terang. Berbagai perdebatan dan teori baru terus bermunculan sehingga belum ditemukan sebuah hipotesis yang benar-benar final
namun hal ini menjadi kendala ketika venus yang memiliki tekanan setara dengan kedalaman air 1000 meter yang bahkan sanggup menghancurkan tulang manusia dengan mudah ok berikut ini cara agar venus bisa ditinggali manusia {ah itu kan terserah anda mana yang lebih masuk akal}
planet venus
Venus adalah planet terdekat kedua dari Matahari setelah Merkurius. Planet ini mengorbit Matahari selama 224,7 hari Bumi.[11] Venus tidak memiliki satelit alami dan dinamai dari dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi. Setelah Bulan, planet ini merupakan objek alami tercerah di langit malam, dengan magnitudo tampak Sebesar −4,6 yang cukup cerah untuk menghasilkan bayangan.Venus merupakan planet inferior dengan sudut elongasi yang mencapai 47,8°. Kecerahan maksimal planet ini dapat dilihat segera sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam, sehingga disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja.
Venus adalah planet kebumian dan kadang-kadang disebut “planet saudara” Bumi karena ukuran, gravitasi, dan komposisi yang mirip (Venus merupakan planet terdekat dari Bumi dan planet yang ukurannya paling mendekati Bumi). Namun, dalam hal lain planet ini sangat berbeda dari Bumi. Planet ini memiliki atmosfer terpadat di antara empat planet kebumian yang terdiri dari 96% karbon dioksida. Tekanan atmosfer permukaan Venus 92 kali lebih besar daripada Bumi. Dengan rata-rata suhu permukaan sebesar 735 K (462 °C; 863 °F), Venus merupakan planet terpanas di Tata Surya. Planet ini tidak memiliki siklus karbon yang memerangkap karbon dalam batuan dan kenampakan permukaan, dan juga tidak memiliki kehidupan organik yang dapat menyerap karbon dalam bentuk biomassa. Venus diselimuti oleh lapisan buram yang terdiri dari awan asam sulfat yang sangat reflektif, sehingga permukaannya tidak dapat dilihat dari luar angkasa. Venus mungkin pernah memiliki samudra, namun samudra tersebut menguap karena peningkatan suhu yang disebabkan oleh efek rumah kaca berketerusan. Sebagian besar air mungkin telah terfotodisosiasi, dan angin matahari telah membuat hidrogen bebas mengalami pelepasan ke luar angkasa sebagai akibat dari ketiadaan medan magnet internal di Venus. Permukaan Venus sendiri bergurun, kering, dan diselingi oleh batuan yang diperbarui secara periodik oleh aktivitas vulkanik.
Venus dalah salah satu dari empat planet kebumian di Tata Surya, yang berarti bahwa Venus merupakan planet yang berbatu layaknya Bumi. Ukuran dan massanya mirip dengan Bumi, sehingga planet ini sering dijuluki sebagai “saudara” atau “kembaran” Bumi. Diameter Venus tercatat sebesar 12.092 km (hanya lebih kecil 650 km daripada Bumi) dan massanya kurang lebih 81,5% dari massa Bumi. Akan tetapi, keadaan di permukaan Venus sangat berbeda dengan Bumi, dan hal ini disebabkan oleh atmosfer tebal Venus yang terdiri dari 96,5% karbon dioksida dan 3,5% nitrogen.
geografi planet venus
Terdapat banyak spekulasi mengenai permukaan Venus sebelum terkuak oleh wahana-wahana angkasa pada abad ke-20. Planet tersebut dipetakan secara detail oleh Proyek Magellan pada tahun 1990-91. Di permukaan terdapat bukti terjadinya aktivitas vulkanik, dan sulfur di atmosfer menunjukkan bahwa telah terjadi letusan gunung berapi.[19][20]
Sekitar 80% permukaan Venus terdiri dari daratan vulkanik, dengan 70% merupakan daratan dengan bubungan berkerut dan 10% merupakan daratan yang halus dan berlekuk.[21] Dua puluh persen sisanya merupakan dua “benua” dataran tinggi; salah satu benua terletak di belahan utara Venus, sementara yang lain berada di sebelah selatan garis khatulistiwa. Benua utara disebut Ishtar Terra, yang dinamai dari Ishtar, dewi cinta di Babilonia, dan ukurannya kurang lebih sebesar Australia. Gunung tertinggi di Venus (yaitu Maxwell Montes) terletak di Ishtar Terra. Tingginya kurang lebih 11 km di atas rata-rata ketinggian permukaan Venus. Sementara itu, benua selatan dijuluki Aphrodite Terra, yang dinamai dari dewi cinta dalam mitologi Yunani, dan benua ini lebih besar dengan ukuran yang kurang lebih sebanding dengan Amerika Selatan. Benua ini dipenuhi oleh rangkaian rekahan dan patahan.[22]
Ketiadaan aliran lava di kaldera masih menjadi teka-teki. Planet ini tidak memiliki banyak kawah tubrukan, sehingga menunjukkan bahwa permukaannya masih relatif muda, kurang lebih berusia 300–600 juta tahun.[23][24] Selain kawah tubrukan, pegunungan, dan lembah, Venus juga memiliki kenampakan permukaan yang unik. Salah satunya adalah kenampakan vulkanik yang puncaknya rata, yang disebut "farra". Bentuknya mirip dengan kue panekuk dan lebarnya bervariasi antara 20–50 km, sementara tingginya biasanya berada dalam kisaran 100–1.000 m. Terdapat pula rangkaian rekahan radial yang berbentuk seperti bintang yang disebut "novae", rekahan radial konsentrik yang mirip sarang laba-laba yang disebut "arachnoid", dan cincin rekahan yang kadang-kadang dikelilingi oleh depresi yang disebut "coronae". Kenampakan-kenampakan tersebut terbentuk secara vulkanik.[25]
Sebagian besar kenampakan permukaan di Venus dinamai dari perempuan dalam mitologi dan sejarah,[26] kecuali Maxwell Montes yang dinamai dari James Clerk Maxwell dan wilayah dataran tinggi Alpha Regio, Beta Regio, dan Ovda Regio yang dinamai sebelum sistem yang ada saat ini diterapkan oleh International Astronomical Union.
Garis bujur kenampakan permukaan di Venus dinyatakan relatif terhadap meridian utama. Meridian utama awalnya melewati titik cerah di tengah kenampakan Eve yang terletak di sebelah selatan Alpha Regio.Setelah misi Venera selesai, meridian utama ditentukan melewati puncak di tengah kawah Ariadne
strategi kolonisasi
Akibat keadaannya yang sangat ekstrem, koloni di permukaan Venus belum bisa dibangun dengan menggunakan teknologi yang ada saat ini. Namun, tekanan atmosfer dan suhu di ketinggian sekitar lima puluh kilometer di atas permukaan mirip dengan yang ada di permukaan Bumi, dan udara Bumi (nitrogen dan oksigen) akan menjadi gas pengangkat di atmosfer Venus yang sebagian besar terdiri dari karbon dioksida. Maka terdapat usulan “kota terapung” di atmosfer Venus. Aerostat (balon yang lebih ringan daripada udara) dapat digunakan untuk penjelajahan dan akhirnya untuk permukiman permanen.[139] Beberapa tantangan teknis adalah keberadaan kandungan asam sulfat yang berbahaya.[
langkah pertama strategi 1 bangun kota di atas awan
seperti yang sudah dibahas di atas cara pertama untuk bisa hidup di planet venus adalah dengan membangun kota di atas awan dengan teknologi canggih ok namun kayak mana caranya untuk menghilangkan asam sulfat di atmosfer venus tinggal uraikan saja senyawa H2SO4 ya kan? jadi awan yang memerangkap CO2 di venus dapat dirubah menjadi O2 dengan bantuan fitoplankton atau tanaman tentu saja kita harus membuat kubah supaya tanaman atau fitoplanktonnya terlindung dari suhu 500 derajat celcius
langkah kedua apa itu terraforming?
Terraform (berarti "membentuk Bumi") planet, bulan, atau struktur lainnya, adalah proses bersifat hipotesis yang mengubah atmosfer, temperatur, topografi permukaan atau ekologi menjadi mirip dengan Bumi sehingga dapat dihuni oleh manusia.
Istilah ini kadang-kadang lebih digunakan sebagai sinonim ilmu rekayasa planet. Konsep terraform dikembangkan dari baik sains fiksi maupun sains aktual. Istilah ini ditemukan oleh Jack Williamson dalam kisah sains fiksi tahun 1942, Astounding Science Fiction, tetapi konsep aktual terraform mendahului kisah ini.
Berdasarkan pengalaman di Bumi, lingkungan suatu planet dapat diubah: namun kemungkinan membuat biosfer planet yang mirip Bumi di planet lainnya harus diverivikasi. Mars banyak dijadikan sebagai kandidat terraformasi. Banyak penelitian telah dilakukan berkenaan dengan kemungkinan menghangatkan planet dan mengubah atmosfernya, dan NASA bahkan telah menjadi tuan rumah debat subyek tersebut. Beberapa metode potensial untuk mengubah iklim Mars dapat jatuh karena kemampuan teknologi manusia. Sumber ekonomi juga dibutuhkan untuk melakukan terraform dan membutuhkan dana dari pemerintah ataupun NASA. Jangka waktu dan praktik terraform masih diperdebatkan. Pertanyaan lain yang belum terjawab berhubungan dengan etika, logistik, ekonomi, politik dan metodologi mengubah lingkungan dunia ekstraterestial.
Planet yang prospektif untuk diterraform adalah Mars, Venus {yang kita bahas sekarang} dan Merkurius, Bulan Europa, dan asteroid Ceres.
langkah ketiga menghilangkan ketebalan atmosfer yang mencapai 10MPA
ketebalan atmosfer berpengaruh pada tekanan udara kalau mau tahu tekanan udara di dasar planet venus adalah setara dengan tekanan laut 1000 meter jadi bayangkan meskipun kita makek baju astronot kita langsung penyet {is dead} jadi kita butuh baju perpaduan antara baju luar angkasa besi kapal selam dan besi tahan panas yang nyaman 10MPA bayangkan saja {kalau percaya} ini adalah pekerjaan yang lama besar dan butuh teknologi tinggi {apalagi terraforming merkurius} terraforming mungkin keliatannya fiksi ya jelas karena ini cuman hipotesis namun bisa saja di masa depan venus ke terraforming
alasan alasan kenapa kita tidak bisa hidup di venus
- tekanan terlalu tinggi
- atmosfer terlalu tebal
- suhu terlalu tinggi {500 derajat celcius}
- komposisi atmosfer yang tidak sesuai
- awan yang beracun {mengandung asam sulfat}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar